SIARAN PERS
Nomor : 48/PDSI/HM.310/V/2014/WCRC
PEREMPUAN DALAM KONSERVASI KELAUTAN
PERLU KEBERPIHAKAN
Enam
negara di gugusan wilayah Segitiga Karang Dunia yakni Indonesia,
Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste
sepakat untuk mendorong peran serta perempuan dalam melindungi dan
memelihara pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Hal tersebut
diwujudkan dengan meluncurkan upaya inovatif melalui Forum
Perempuan Pemimpin CTI-CFF (CTI-CFF Women Leaders Forum) di Grand
Kawanua Convention Center (GKICC) di Manado, Selasa (13/5).
Dalam pidato peluncuran upaya tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja selaku Ketua IRS (Interim Regional Secretariat/Sekretariat Regional Interim)
CTI-CFF menyampaikan perempuan dalam konservasi kelautan dinilai perlu
keberpihakan mengingat pentingnya kontribusi kaum perempuan seiring
tingginya peran aktif mereka dalam upaya konservasi kelautan. Kontribusi
yang dilakukan meliputi banyak aspek kegiatan pengelolaan perikanan
dan kelautan, terutama di bidang pelestarian sumberdaya laut dan
pesisir, pengolahan paska penangkapan, serta perdagangan.
Menurut
Sjarief, Forum Perempuan Pemimpin CTI-CFF ini memiliki sederet kegiatan
selama satu tahun ke depan, termasuk kunjungan pembelajaran, forum
kepemimpinan, dan kegiatan untuk menjangkau para perempuan pembuat
kebijakan di kalangan pemerintahan. “Tujuannya adalah agar dapat
menelurkan kebijakan yang dapat memajukan program dan upaya
perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya laut
dan pesisir di wilayah mereka,” pungkas Sjarief.
Sjarief
menambahkan, forum ini merupakan landasan upaya yang bercita-cita
mewujudkan jejaring pembelajaran sejawat bagi perempuan yang memiliki
peran kunci dalam kepemimpinan serta memimpin program maupun proyek yang
memajukan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam laut dan pesisir.
“Landasan upaya ini bertujuan untuk membangun kapasitas perempuan di
wilayah Segitiga Karang Dunia sehingga para perempuan pemimpin ini dapat
mengambil peran yang lebih aktif dalam melestarikan dan memelihara
sumber daya laut dan pesisir di wilayah ini”, tandas Sjarief.
Direktur Eksekutif Coral Triangle Center,
Rili Djohani, sebagai salah satu pencetus utama program kepemimpinan
perempuan di Segitiga Karang Dunia, mencatat pentingnya pencapaian hasil
positif dari para perempuan pemimpin dalam mengelola sumberdaya laut
dan pesisir di seantero Segitiga Terumbu Karang Dunia. “Perempuan
Pemimpin, terutama di tingkat masyarakat, selama ini telah berperan
sangat aktif dalam perlindungan sumberdaya laut dan pesisir, namun
upaya mereka jarang mendapatkan rekognisi dan penghargaan. Dengan
menampilkan berbagai kegiatan ini, kami berharap dapat menginspirasi
kaum perempuan untuk lebih banyak lagi mengambil peran kepemimpinan
dalam pengelolaan, perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya
yang kita miliki, dan pada saat bersamaan dapat saling belajar dari
pengalaman masing-masing, terutama untuk mengembangkan dan memperluas
upaya mereka melindungi sumberdaya laut dan pesisir” ungkap Rili.
Peluncuran
Forum Perempuan Pemimpin CTI-CFF digelar dengan tuan rumah Sekretariat
Regional Interim CTI-CFF dan didukung oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia, National Coordinating Committee (NCC) Indonesia, USAID, the Coral Triangle Center, US Department of Interior, The Nature Conservancy, WWF, dan Asian Development Bank. Peluncuran ini digelar bersamaan dengan pertemuan spesial pejabat senior (Special Senior Officials Meeting) CTI-CFF (Coral Triangle Initiative on Coral Reef, Fisheries, and Food Security) dan pertemuan ke-5 tingkat menteri CTI-CFF (5th CTI-CFF Ministerial Meeting) serta Konferensi Terumbu Karang Dunia (World Coral Reefs Conference-WCRC).
Peluncuran ini digelar menyusul kunjungan 12 hari ke Amerika Serikat yang didukung oleh USAID dan Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat
(USDOI), dimana 13 perempuan pemimpin dari negara-negara Segitiga
Karang dunia bertemu dan mengambil pembelajaran dari mitra-mitra mereka
di Amerika Serikat (Washington DC dan St. Croix), serta aktif mengikuti
pelatihan kepemimpinan yang menghasilkan rencana aksi 12 bulan kedepan
untuk memajukan kontribusi kaum perempuan bagi program dan upaya
konservasi perairan laut dan pesisir.
Selama
peluncuran, enam perempuan pemimpin dari negara-negara di Segitiga
Karang Dunia mendapat penghargaan dan bantuan hibah untuk melanjutkan
dan memperluas kegiatan mereka. Para perempuan pemimpin ini adalah
Martha Lotang dari Indonesia, Francesca Ngo Winfield dari Malaysia,
Piwen Langarap dari Papua Nugini, Alma Bool dari Filipina, Moira Dasipio
dari Kepulauan Solomon, dan Robela Mendes dari Timor Leste.
Profil Perempuan Pemimpin Penerima Penghargaan
1. Maria Lotang
adalah pemimpin dari kelompok bernama CBO (Cinta Persahabatan) di Alor,
Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Maria awalnya mendirikan kelompok
tersebut bersama 12 perempuan di tahun 2004 yang kemudian pada tahun
2014 tumbuh menjadi kelompok beranggotakan 100 perempuan dan laki-laki.
Di bawah kepemimpinannya, kelompok ini menjalankan kegiatan penyadaran
bagi kalangan nelayan untuk melindungi terumbu karang, serta mendorong
penegak hukum setempat untuk menegakkan hukum secara tegas bagi mereka
yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak serta
berbagai teknik penangkapan ikan yang dilarang karena merusak
kelestarian ekosistem dan lingkungan laut dan pesisr.
2. Francesca Ngo Winfield
adalah ketua dan pendiri Masyarakat Konservasi Penyu Kudat (Kudat
Turtle Conservation Society) di Sabah, Malaysia. Francesca telah
menunjukkan keteguhan yang luar biasa dalam membangun landasan bagi
masyarakat agar dapat menyuarakan keprihatinan dan memberi masukan,
serta mengambil langkah nyata dalam berbagai hal. Semangat untk
melindungi penyu dan habitatnya adalah pendorong utama untuk menjangkau
para pemimpin setempat dalam membangun dan meningkatkan pembangunan
berkelanjutan di Kudat, yang dapat memastikan adanya perlindungan bagi
lingkungan di sana.
3. Piwen Langarap adalah
koordinator program Jaringan Konservasi Lingkungan Masyarakat Manus di
Propinsi Manus, Papua Nugini. Piwen berupaya maksimal menggunakan
keahlian dan pengetahuannya untuk memfasilitasi Kawasan Pengelolaan Laut
Lokal (LMMA) di komunitasnya.
4. Alma Bool
adalah bendahara Sama Samang Nagkakaisang Pamayanan ng Silonay, sebuah
kelompok masyarakat di Calapan, Mindoro Oriental, Filipina. Kelompoknya
bekerja untuk meningkatkan daya tahan masyarakat dari perubahan iklim
beserta dampaknya, melalui program perlindungan pesisir dan perluasan
sumber pendapatan. Alma selama ini aktif terlibat dalam rehabilitasi
42 hektar hutan mangrove di desanya.
5. Moira Dasipio
adalah Presiden dari Persatuan Para Ibu di Propinsi Isabel, Kepulauan
Solomon. Selama tiga tahun terakhir, Moira memimpin perencanaan,
pelaksanaan, dan pengembangan Isabel Ridges to Reef Conservation Plan.
Saat rencana terwujud, Moira bekerja bersama kelompok fasilitator
masyarakat untuk mendidik rekan-rekannya tentang pentingnya masyarakat
yang berdaya tahan tinggi untuk menghadapi perubahan iklim serta
pentingnya lingkungan yang lestari. Upaya ini meraih dukungan arus
bawah yang besar serta memantik minat masyarakat yang lebih luas bagi
adanya pelestarian lingkungan berbasis masyarakat serta pengelolaan
sumberdaya alam yang lestari, dimana sepuluh kelompok masyarakat sudah
menyatakan ketertarikan untuk menjalankan program yang sama di wilayah
mereka.
6. Robela Mendes
adalah pemimpin kelompok perempuan Com di desanya yang berlokasi di
Nino Konis, Taman Nasional Santana, Timor Leste. Di dalam perjalanan
membangun kawasan perlindungan laut di desanya, Robela dan
rekan-rekannya menemukan bahwa mereka dapat memberikan sumbangan aktif
dalam pengelolaan sumberdaya mereka dengan memajukan upaya pengembangan
sumber pendapatan alternatif seperti pembuatan kain tradisional,
menjalankan konsep rumah inap (guest house) bagi wisatawan, serta
pengembangan penanaman sayuran.
Informasi lebih lanjut hubungi:
Arwandrija Rukma, Regional CoordinatorCTI-CFF Interim Regional Secretariat
Email: arukma@cticff.org
Mobile: +62 8111 831144
website: http://coraltriangleinitiative.org
Manado, 13 Mei 2014
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
selaku Sekretaris Bidang Media WCRC
Anang Noegroho
Narasumber :
1. Prof. Ir. Sjarief Widjaja, Ph.D., FRINA
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Ketua Sekretariat Regional Interim CTI-CFF)
2. Anang Noegroho
Plt. Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
(Sekretaris Bidang Media dan Humas WCRC 2014)
--
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3519133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar