MenKP Terima Medali Mahendradatta 2013
Civitas akademika Universitas Mahendradatta(UNMAR)
Bali memberikan penganugrahan Medali Mahendradatta 2013 kepada Menteri
Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sharif C. Sutardjo. Penghargaan Medali
Mahendradatta diberikan UNMAR kepada tokoh yang dinilai mempunyai
kepedulian terhadapmasyarakat (rakyat kecil) , dunia pendidikan dan
penelitian. Diantaranya, kepedulian pada peningkatan SDM khususnya
dibidang kelautan dan perikanan.
“Penghargaan Mahendradatta menjadi pendorong saya beserta jajaran di Kementerian Kelautan dan Perikanan(KKP)
untuk terus menerus dan konsisten mencurahkan segala daya dan upaya
memperjuangkan nasib nelayanserta memanfaatkan sumberdaya kelautan dan
perikanan untuk kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah
hasil perikanan sebagaimanaamanah Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun
2011tentang Perlindungan Nelayan. Dimana ini merupakanwujud nyata KKP
dalam mengimplementasikan Blue Economy yang mempersyaratkan
peran serta daninovasi masyarakat sebagai pilar utama,” kata MenKPdalam
sambutannya saat Jubileum Dies Natalis 50Tahun Emas Universitas
Mahendratta di The Sukarno Center Istana Mancawarna Tampaksiring
Gianyar, Bali,Rabu (9/10).
Penganugerahan
Medali Mahendradatta, merupakan agenda tahunan UNMAR yang diberikan
kepada beberapa tokoh nasional termasuk diantaranya, pernah diberikan
kepada presiden Soekarno, atas jasanya mendukung pendirian universitas
tertua di Bali ini. "Universitas Mahendradatta memang sangat peduli
dengan dunia penelitian, apalagi Unmar mempunyai prestasi besar dalam
bidang penelitian yakni sebagai satu–satunya PTS di Bali yang memiliki
Jurnal Internasional dengan penulis dari 5 Negara. Didunia
internasional, Unmar secara konsisten telah menyelenggarakan konferensi
internasional sebagai syarat Penelitian World Class University, yakni penyelenggaraan ASEAN Academic Conference yang diikuti oleh 10 Negara dibawah payung ASEAN dan Second World Eco Safey Assembly (WESA) yang diikuti 90 Negara Anggota PBB," kata Sharif.
Sharif
menjelaskan, kemampuan SDM menjadi sangat penting dalam rangka
mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan yang menjadi program
utama KKP. Apalagi, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat
besar. Bahkan sejak berabad-abad lalu, lautan Indonesia dan
selat-selatnya merupakan alur transportasi internasional yang ramai,
menghubungkan antara Benua Asia, pantai Barat Amerika dan Benua Eropa.
Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di
dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950
species biota terumbu karang. Tiga lempeng tektonik bertemu di wilayah
Nusantara, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan lempeng Pasifik
secara bersamaan, keadaan ini merupakan prasyarat pembentukan sumber
daya mineral, minyak bumi dan gas bumi di darat maupun laut Indonesia.
Potensi ini menunjukkan laut Indonesia pada dasarnya menyimpan berbagai
sumber daya alam yang dapat dijadikan modal dasar dalam rangka
pembangunan nasional.
Menurut
Sharif, potensi ekonomi di sektor kelautan, baik yang berhubungan
dengan sumber daya alam dan pelayanan maritim nilainya mencapai lebih
US$ 1,2 triliun per tahun. Pertumbuhan ekonomi kelautan juga sangat
positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II 2013
sektor kelautan dan perikanan tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama
tahun 2012. Tingkat pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan
lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,81%. “Saat
ini dan di masa depan sektor kelautan dan perikanan semakin memiliki
peran strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong
perekonomian Indonesia. Buktinya, sejak strategi industrialisasi
perikanan mulai dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitasnya terus meningkat,” katanya.
Blue Economy
Menurut Sharif, penerapan Blue Economy
akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara
berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan. Pendekatan Blue
Economy juga akan mendorong pengelolaan sumber daya alam secara efisien
melalui kreativitas dan inovasi teknologi. Blue Economy juga
mengajarkan bagaimana menciptakan produk nir-limbah (zero waste),
sekaligus menjawab ancaman kerentanan pangan serta krisis energi (fossil
fuel). “Melalui Blue Economy kita akan dapat membuka lebih
banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinan menjadi
kesejahteraan serta mengubah kelangkaan menjadi kelimpahan,” ujarnya.
Ekonomi
biru merupakan model ekonomi untuk mendorong pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan dengan kerangka pikir seperti cara kerja ekosistem.
Paradigma Ekonomi Biru mengajak belajar dari alam dan menggunakan logic of ecosystem
dalam menjalankan pembangunan. Konsep ini akan menjamin pembangunan
yang dijalankan tidak hanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja sekaligus menjamin
terjadinya keberlanjutan. “KKP tetap konsisten menata kembali pola
pembangunan kelautan dan perikanan dengan mengadopsi konsep pembangunan
berkelanjutan yang lebih menekankan pada Ekonomi Biru. Konsep Blue Economy
akan bertumpu pada pengembangan ekonomi rakyat secara komprehensif guna
mencapai pembangunan nasional secara keseluruhan,” ujarnya.
Implementasi Blue Economy,
kata Sharif, harusberjalan baik. Untuk itu, dibutuhkan sinergi diantara
para pemangku kepentingan. Dukungan kemitraan dari masyarakat, sektor
swasta, akademisi, peneliti, pakar pembangunan, lembaga nasional dan
internasional mutlak harus dilakukan. Ekonomi Biru hanya akan menjadi
sebuah konsep semata tanpa ada peran entrepreneurs atau investor.
Dunia riset dan teknologi harus dekat dengan dunia usaha, hasil-hasil
riset harus benar-benar terbukti memadai. “Universitas Mahendradatta
diharapkan mampu menghasilkan SDM kompeten tersebut, yaitu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan yang memadai, kemampuan dan sikap dalam
menjalankan pembangunan sektor kelautan dan perikanan secara efektif dan
efisien,” tutupnya.
Bali, 9 Oktober 2013
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
Pelaksana Tugas
Anang Noegroho
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3519133 http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/10041/MenKP-Terima-Medali-Mahendradatta-2013/?category_id=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar